•  

    Terima kasih atas kepercayaan kamuDalam bertransaksi trading forex di Salma Markets!

    Cukup membuat deposit minimal $ 1 ke akun Anda!

    Dapatkan kondisi trading terbaik dan penawaran bonus yang menarik! Yuk segera berinvestasi trading forex! di Salma Markets! Dan dapatkan kondisi trading terbaik!

    Salma Markets - berinvestasi dalam kemenangan Anda!

  • toolbarCollapseOpenAccount_1
  • Salma Kabinet Klien

    • Pengaturan pribadi
    • Akses ke semua layanan Salma
    • Statistik dan laporan terperinci tentang perdagangan
    • Berbagai macam transaksi keuangan
    • Sistem mengelola beberapa akun
    •  Perlindungan data maksimum
  • cabinet_client1

Berita Pasar

Informasi yang direkomendasikan

demo Berita Pasar

Dolar AS Melonjak Pada Beberapa Mata Uang Sementara Rupiah Terpuruk

Dolar AS kembali mengalami kenaikan yang cukup signifikan terhadap beberapa mata uang utama lain yang terjadi pada perdagangan minggu pertama bulan November. Hal ini seiring dengan keputusan Federal Reserve yang menyetujui kenaikan suku bunga besar lain dan mengisyaratkan akan lebih banyak melakukan kenaikan di masa yang akan datang.

Indeks dolar sendiri mengukur greenback terhadap 6 mata uang utama lain yang terangkat 1,4% menjadi 112,9260 diantaranya adalah Euro, Poundsterling, Yen, Franc dan Dollar Kanada. Euro sendiri turun menjadi 0,9755 dolar AS sementara Poundsterling Inggris turun menjadi 1,1165, Yen 148,24, Franc 1,3648 dan dolar Kanada 1,3725 per dolar AS.

 

Kenaikan Suku Bunga Awal November Perkuat Dollar AS

The Fed sebelumnya pada awal bulan November telah menaikkan suku bunga acuan sebagaimana yang telah diperkirakan sebesar 75 basis poin. Namun masuk pada minggu kedua bulan november The Fed memberikan tanda-tanda akan menurunkan suku bunga untuk meningkatkan laju ekonomi masyarakat.

Dalam konferensi pers yang dilakukan oleh ketua The Fed Jerome Powell setelah menaikkan suku bunga mengatakan bahwa kemungkinan menghentikan kenaikan suhu bunga ini cukup sulit. Jerome menyatakan bahwa kemungkinan selanjutnya suku bunga justru akan dinaikkan lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya atau perkiraan yang sudah dibuat oleh para analisis.

Direktur perdagangan Monex USA di Washington, Juan Perez mengatakan bahwa dominasi dolar akan terus berlanjut karena adanya pemikiran tentang resensi yang meningkat untuk ekonomi global. Hal tersebut pastinya akan mendorong lebih banyak pelarian menuju mata uang yang aman yaitu pembelian terhadap dolar sebagai salah satu safe haven selain emas.

Pasar berjangka sendiri telah memperkirakan tingkat suku bunga AS mencapai puncaknya pada 5,15% kemungkinan terjadi pada Juni tahun 2023. Sementara itu poundsterling jatuh setelah Bank Sentral Inggris menaikkan suku bunga acuan namun memperingatkan adanya pandangan yang sangat menantang. 

Bank Sentral Inggris sendiri mengangkat suku bunga Inggris menjadi 3% dari 2,20% merupakan kenaikan tunggal terbesar sejak 1989. Hal ini dilakukan sebagai langkah Bank Inggris untuk memerangi kekuatan kembar dari ekonomi yang melambat dan inflasi.

Bank sentral Inggris terus memperkirakan inflasi akan mencapai level tertinggi selama 40 tahun terakhir yaitu sebanyak 11% selama kuartal saat ini yang akan terus mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga lanjutan. BoE mengatakan Inggris telah memasuki resesi yang berpotensi akan berlangsung selama 2 tahun atau lebih lama dibandingkan krisis keuangan pada 2008 sampai 2009.

Rupiah Terburuk di Asia

Rupiah sebelumnya sempat menjadi salah satu mata uang yang cukup kuat di Asia namun ternyata rupiah akhirnya terpuruk melawan dolar AS pada awal perdagangan November. Rupiah melemah 0,19% ke Rp. 15.725 per US dolar saat pembukaan perdagangan.

Depresiasi bertambah menjadi 0,29% atau ke level Rp. 15.704 terlemah sejak bulan April 2020. Buruknya kinerja rupiah ini terlihat jika dibandingkan dengan mata uang utama Asia yang lain yang masih mampu menguat walaupun hanya tipis saja.

Bank Sentral AS sendiri kembali menaikan suku bunga awal November sebesar 75 basis poin meningkatkan tekanan yang cukup besar kepada nilai tukar rupiah serta mata uang lainnya di dunia. Gerakan suku bunga Amerika sendiri akan beresiko memicu kapital bagi masyarakat Indonesia dan ini pastinya tidak akan berhenti sampai di sini.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia sejak 27 Oktober di pasar surat berharga negara telah mencapai Rp. 177,08 triliun sementara di pasar saham inflow Rp. 74,7 triliun. Kaburnya asing telah membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat tertekan hingga kini dolar AS mulai berdengger pada level Rp. 15.600.

Bank Indonesia sendiri mengakui adanya kedigdayaan dolar AS terhadap sejumlah mata uang negara lain termasuk nilai tukar mata uang rupiah, BI menyebut keperkasaan dolar AS ini tidak terbantahkan. Hal ini kemudian membuat rupiah menjadi sulit untuk melawan, tanpa bantuan Bank Indonesia rupiah akan sangat terpuruk.

Bank Indonesia sendiri berulang kali menegaskan untuk tetap berada di pasar dan melakukan intervensi jika nilai tukar rupiah terlempar jauh dari nilai fundamentalnya. Bank Indonesia memastikan akan selalu menjaga agar rupiah tidak terdepresiasi lebih dalam dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.

Walaupun begitu tingkat ekonomi di Indonesia sendiri sudah mulai membaik dan meningkat dibandingkan dengan negara-negara lain yang sedang mengalami inflasi. Penguatan ini dinilai positif dan berdampak pada pertahanan rupiah di tengah tekanan global, apalagi saat ini Indonesia sedang menjadi tuan rumah pertemuan terbesar ekonomi dunia G20.

 

KOMENTAR DI SITUS

FACEBOOK

Tampilkan komentar yang lebih lama
bg_custom-support

ic_info 24/5 Dukungan Pelanggan

Tim dukungan pelanggan kami yang berdedikasi siap memberikan dukungan lokal dalam 10 bahasa.

Confirmation